web 2.0

Senin, 16 April 2012

Konvergensi SAK Ke IFRS


Penggunaan IFRS di Indonesia dalam penyusunan laporan keuangan akan digunakan secara penuh pada awal tahun 2012. IFRS atau Intenational Financial Reporting Standard adalah penyusunan laporan keuangan yang dapat diterima secara global. Penggunaan IFRS dapat memudahkan perusahaan untuk masuk ke dalam pasar dunia.
Dalam konvergensi penyusunan laporan keuangan yang dahulu menggunakan PSAK sebagai pedoman dan sekarang menggunakan IFRS terdapat kendala, antara lain kendala bahasa, karena setiap standar IFRS harus diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan acapkali ini tidaklah mudah, kesulitan dalam penerjemahan IFRS (bahasa Inggris) ke bahasa masing-masing negara .
  1. Penggunaan kalimat bahasa Inggris yang panjang
  2. Ketidakkonsistenan dalam penggunaan istilah
  3. Penggunaan istilah yang sama untuk menerapkan konsep yang berbeda
  4. Penggunaan istilah yang tidak terdapat padanan dalam terjemahannya
  5. Keterbatasan pendanaan untuk penterjemahan
                                
Perkembangan Pihak yang Menyusun standar Akuntansi
Dalam proses perumusan standar akuntansi, Belkaoui (1985) memberikan tiga fase berikut.
1. Fase Peranan Manajemen (1900-1933)
Dalam fase ini manajemen dianggap memeiliki peranan yang besar dalam merumuskanstandar akuntansi. Peranan ini muncul sebagai akibat dari bertambahnya investor (pemilik perusahaan) dan peranannya yang besar dalam perkembangan perusahaan setelah tahun 1900.Pemisahan fungsi antara pemilik dan manajemen menimbulkan kekuasaan besar di tanganmanajemen dalam mengontrol perusahaan sekaligus menyajikan laporan keuangan sehinggastandar akuntansi yang muncul banyak berasal dari manajemen.Jika situasi manajemen mempengaruhi penyusunan standar akuntansi, terjadi keadaansebagai berikut ( Belkaoui 1985).a. Banyak teknik/ standar akuntansi lemah dari segi teoritis, metode pemecahanmasalah akuntansi adalah pragmatis bukan didasarkan pada teori.b. Fokus perhatian manajemen adalah hanya keinginan untuk menentukan Lbakena Pajak dan upaya mengurangi baban pajak.c. Teori akuntansi yang dianut selalu dilatarbelakangi oleh konsep smoothearnings (penetapan laba yang disesuaikan dengan keinginan kepentinganpenyusunan laporan keuangan).d. Masalah-masalah rumit selalu dihindarkan dan muncullah pemecahan masalahyang dimudahkan (expediency).e. Beberapa perusahaan yang berbeda menerapkan teknik yang berlainan untuk satu masalah yang sama.Demikianlah ciri-ciri keadaan pada fase manajemen dimana yang dominandalam penyusunan laporan keuangan adalah manajemen.
2. Fase Peranan Profesi (1933-1973)
Pada fase ini perumusan standar akuntansi didominasi oleh profesi. Pada periodeorganisasi tumbuh dan berkembang dengan pesat. Pada fase ini pulalah keluar SecuritiesActs, yaitu peraturan tentang modal pada tahun 1933 dan 1934 yang merupakan bentuk campur tangan pemerintah dalam akuntansi. AICPA pada tahun 1933-1959 menerbitkanAccounting Research Bulletin dan 1959-1973 diterbitkan APB Opinion, demikian jugaAAA sebagai organisasi melakukan penelitian dan penerbitan tentang kerangka teoriakuntansi. Pada periode ini organisasi profesi memiliki peranan yang dominan danperumusan standar akuntansi.Dominasi profesi ini juga memberikan dampak sebagai berikut.a. Asosiasi dan organisasi-organisasi profesi belum yakin terhadap kerangka teori yangsudah ada.b. Kekuatan/otoritasnya tidak jelas, Adanya beberapa alternative menimbulkan timbulnya flexibilitas dalam menerapkanstandar akuntansi.
3. Fase Politisasi (1973-Sekarang)
Kelemahan yang terdapat pada fase peranan manajemen dan fase profesi menimbulkankecenderungan pada metode yang lebih condong deduktif dan politisasi (keikiutsertaanpemerintah) dalam penyusunan standar akuntansi. Standar akuntansi dianggap mempengaruhimasyarakat sehingga dapat dijadikan dasar untuk masuknya unsur politik dalam perumusanstandar akuntansi. Pada fase ini FASB lahir yang merupakan peleburan dari unsur praktisi,bisnis, akademi, dan lembaga formal.Di USA sendiri masalah akuntansi sudah pernak menjadi agenda kongres yang dikenaldengan Metcalf Report yang berjudul The Accounting Establishment. Laporan ini menuduhkantor akuntan yang tergabung dalam “Big8” melakukan monopoli terhadap auditperusahaan-perusahaan besar dan proses penyusunan standar akuntansi.