Tulisan I
“KRISIS KEUANGAN YUNANI”
I. Penjabaran Tentang Krisis Yunani
Yunani, krisis fiskal yang dihadapi
oleh negara tersebut perlu kita amati dengan cermat. Untuk mengurangi imbas
negatifnya, perlu dikurangi ketergantungan pembelanjaan anggaran dan
pembangunan nasional pada pinjaman luar negeri.
Ini memerlukan mobilisasi tabungan
nasional, mempercepat modernisasi sistem fiskal, dan semakin mengembangkan
pasar obligasi, terutama surat utang negara (SUN) di pasar domestik. Sementara
itu pemborosan dan kebocoran anggaran perlu semakin dicegah. Krisis fiskal di Yunani merupakan akumulasi
dari defisit anggarannya yang terus-menerus terjadi rata-rata sebesar 6% dari
PDB, selama 30 tahun terakhir.
Besarnya defisit anggaran Yunani
tersebut adalah dua kali lipat dari ketentuan Uni Eropa (UE), maksimum sebesar
3%. Karena pasar obligasi di dalam negerinya yang masih dangkal dan sempit,
seraya memanfaatkan tingkat suku bunga yang lebih rendah di luar negeri. Yunani menjual SUN-nya terutama pada investor
di Prancis, Swiss, dan Jerman.
Dewasa ini, rasio stok utang Yunani
terhadap PDB-nya sudah mencapai 111).. hampir dua kali lipat dari batas
maksimum UE sebesar 60%. Di pihak lain, Indonesia masih berpegang teguh pada
resep IMF tahun 1997-98 untuk mengendalikan stabilitas ekonominya dengan (i)
beralih pada sistem kurs yang lebih fleksibel, (ii) menggunakan target inflasi,
dan (iii) membatasi defisit anggaran tidak lebih dari 2% terhadap PDB.
II. Penyebab Krisis Keuangan Yunani
Krisis-fiskal
di Yunani dipicu oleh adanya keengganan pasar untuk menyerap obligasi atau
SUN-nya agar memenuhi kewajiban pembayaran utangnya sebesar 20 biliun euro yang
akan jatuh waktu pada bulan April-Mei depan. Kemungkinan kegagalan pembayaran utang Yunani
tersebut tidak saja akan berdampak pada negara itu saja, tapi juga pada
negara-negara lain, baik anggota UE maupun bukan, serta mengurangi kepercayaan
dunia pada keutuhan UE.
Pada saat ini, negara-negara lain
anggota UE sedang mempertimbangkan bagaimana caranya mengatasi masalah
tersebut, menjamin SUN Yunani agar laku dijual di pasar, langsung membelinya
ataukah membiarkan negara itu ikut program IMF.
Di pihak lain, UE tidak punya
mekanisme untuk membantu negara yang mengalami kesulitan keuangan. Karena tidak
lagi punya mata uang nasional. Yunani tidak lagi dapat melakukan devaluasi
untuk menekan permintaan agregat di dalam negeri dan merangsang ekspor.
Penyebab krisis defisit anggaran
negara di Yunani adalah lemahnya disiplin anggaran serta buruknya administrasi
perpajakan negara itu. Kurangnya disiplin anggaran tecermin dari pemborosan,
korupsi, maupun manipulasi pembukuan. Ketentuan LE yang memagu defisit anggaran
negara maksimum sebesar 3 dari PDB dilanggarnya dengan memanipulasi pembukuan.
Dalam sistem pembukuan dan anggaran berbasis kas, yang digunakan di Yunani,
tidak dapat diantisipasi risiko fiskal karena anggaran tidak memuat informasi
mengenai pengeluaran contingency.