web 2.0

Sabtu, 12 November 2011

Tulisan I Krisis Keuangan Yunani


Tulisan I

“KRISIS KEUANGAN YUNANI”

I. Penjabaran Tentang Krisis Yunani
Yunani, krisis fiskal yang dihadapi oleh negara tersebut perlu kita amati dengan cermat. Untuk mengurangi imbas negatifnya, perlu dikurangi ketergantungan pembelanjaan anggaran dan pembangunan nasional pada pinjaman luar negeri.
Ini memerlukan mobilisasi tabungan nasional, mempercepat modernisasi sistem fiskal, dan semakin mengembangkan pasar obligasi, terutama surat utang negara (SUN) di pasar domestik. Sementara itu pemborosan dan kebocoran anggaran perlu semakin dicegah. Krisis fiskal di Yunani merupakan akumulasi dari defisit anggarannya yang terus-menerus terjadi rata-rata sebesar 6% dari PDB, selama 30 tahun terakhir.
Besarnya defisit anggaran Yunani tersebut adalah dua kali lipat dari ketentuan Uni Eropa (UE), maksimum sebesar 3%. Karena pasar obligasi di dalam negerinya yang masih dangkal dan sempit, seraya memanfaatkan tingkat suku bunga yang lebih rendah di luar negeri. Yunani menjual SUN-nya terutama pada investor di Prancis, Swiss, dan Jerman.
Dewasa ini, rasio stok utang Yunani terhadap PDB-nya sudah mencapai 111).. hampir dua kali lipat dari batas maksimum UE sebesar 60%. Di pihak lain, Indonesia masih berpegang teguh pada resep IMF tahun 1997-98 untuk mengendalikan stabilitas ekonominya dengan (i) beralih pada sistem kurs yang lebih fleksibel, (ii) menggunakan target inflasi, dan (iii) membatasi defisit anggaran tidak lebih dari 2% terhadap PDB.
II. Penyebab Krisis Keuangan Yunani
Krisis-fiskal di Yunani dipicu oleh adanya keengganan pasar untuk menyerap obligasi atau SUN-nya agar memenuhi kewajiban pembayaran utangnya sebesar 20 biliun euro yang akan jatuh waktu pada bulan April-Mei depan. Kemungkinan kegagalan pembayaran utang Yunani tersebut tidak saja akan berdampak pada negara itu saja, tapi juga pada negara-negara lain, baik anggota UE maupun bukan, serta mengurangi kepercayaan dunia pada keutuhan UE.
Pada saat ini, negara-negara lain anggota UE sedang mempertimbangkan bagaimana caranya mengatasi masalah tersebut, menjamin SUN Yunani agar laku dijual di pasar, langsung membelinya ataukah membiarkan negara itu ikut program IMF.
Di pihak lain, UE tidak punya mekanisme untuk membantu negara yang mengalami kesulitan keuangan. Karena tidak lagi punya mata uang nasional. Yunani tidak lagi dapat melakukan devaluasi untuk menekan permintaan agregat di dalam negeri dan merangsang ekspor.
Penyebab krisis defisit anggaran negara di Yunani adalah lemahnya disiplin anggaran serta buruknya administrasi perpajakan negara itu. Kurangnya disiplin anggaran tecermin dari pemborosan, korupsi, maupun manipulasi pembukuan. Ketentuan LE yang memagu defisit anggaran negara maksimum sebesar 3 dari PDB dilanggarnya dengan memanipulasi pembukuan. Dalam sistem pembukuan dan anggaran berbasis kas, yang digunakan di Yunani, tidak dapat diantisipasi risiko fiskal karena anggaran tidak memuat informasi mengenai pengeluaran contingency.